Terimbas Krisis Hingga di PHK, Binaan Pertamina Ini Bangkit dengan Bisnis Kue Beromzet Puluhan Juta

October 06, 2021

Jakarta – PT Pertamina (Persero) melalui Program Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK) senantiasa memberikan dukungan kepada para mitra binaannya. Berbagai dukungan tersebut diwujudkan dalam program pembinaan untuk menjadikan UMK naik kelas. Sehingga mereka bisa bangkit dengan kondisi bisnis yang semakin maju dan berkembang.

Pjs. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, selain dukungan dalam bentuk pinjaman modal, Pertamina juga berupaya agar para mitra binaannya mampu naik kelas dan mandiri. Salah satunya lewat kegiatan UMK Academy 2021 yang tengah berlangsung saat ini hingga Desember nanti.

Salah satu mitra binaan yang tergabung dalam program tersebut adalah Yanthi Rusdiantini. Pemilik usaha Kuweis Waroeng Cokelat ini pun turut membagikan cerita inspiratifnya pada awal memulai usaha. “Pada tahun 1998 terkena imbas krisis moneter, akhirnya saya dan suami terkena PHK (pemutusan hubungan kerja, red) dan disitu mulai coba-coba untuk membuat usaha sendiri,” tuturnya.

Awalnya, Yanthi mulai berdagang aneka produk. Namun, nasib baik belum berpihak padanya. Usahanya mengalami pasang surut yang akhirnya tumbang juga. Karena kebutuhan ekonomi yang mendesak, dia dan keluarganya mulai mencari cara agar dapat tetap mendapat pundi-pundi ekonomi. “Sudah hampir putus asa, akhirnya dengan modal yang tersisa mulai menyalurkan hobi dibidang kuliner,” katanya.

Yanthi mulai bereksperimen membuat aneka kue kering dan cokelat di rumahnya di Bogor. Produknya kemudian dipasarkan dari mulut ke mulut. Mulai dari tetangga, teman kantor, hingga akhirnya mampu mengikuti beberapa pameran dan produknya pun makin dikenal luas.

Akhirnya, pada tahun 2017, Yanthi memutuskan bergabung menjadi mitra binaan Pertamina. Pada fase inilah usahanya makin berkembang pesat. Dari yang semula mampu memproduksi sekitar 36 kg cokelat perbulan, kini dia membutuhkan cokelat hingga 300 kg perbulannya. “Otomatis butuh tenaga kerja lebih banyak juga, semula hanya 2 orang kini ada 4 tenaga tetap dan 10 orang tenaga lepas,” tuturnya.

Dari segi pemasaran, Yanthi mengaku produknya sudah menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia. Yakni dengan dibantu pemasaran online lewat media sosial Instagram @kuweis_enak. Dengan penjualan yang masif tersebut, usaha Kuweis Waroeng Cokelat ini mampu meraup omzet hingga Rp 40 juta setiap bulannya.

Menurut Fajriyah, melalui Program PUMK, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan. Serta berupaya terus mendorong setiap mitra binaan menjadi UMK naik kelas dan Go Global.

Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial (TJSL), demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.