Bersama 21 Ribu Mitra Binaan, Pertamina Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

October 22, 2021

Jakarta – Selain sebagai perusahaan energi, PT Pertamina (Persero) melalui Program Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK) juga menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan Nasional. Hal ini terbukti dari total mitra binaan di sektor penguatan pangan mencapai lebih dari 21 ribu mitra binaan (MB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Komitmen ini menjadi refleksi dalam peringatan Hari Pangan Sedunia atau World Food Day pada 16 Oktober di tahun ini.

Pjs. Senior Vice President (SVP) Corporate Communications & Investor Relations (CCIR) Pertamina, Fajriyah Usman menjabarkan, jumlah tersebut merupakan akumulasi dari mitra binaan empat sektor pangan sejak tahun 1993 hingga 2021.

“Potensi yang luar biasa tersebut berasal dari sektor perikanan yang mencapai sekitar 3400 MB, sektor perkebunan sebanyak 5500 MB, sektor pertanian 8000 MB, dan sektor peternakan dengan jumlah lebih dari 4500 MB,” jelasnya.

Selain memberikan pinjaman modal bergulir, Pertamina juga berupaya menjadikan para mitra binaan menjadi UMK naik kelas. Yakni melalui beberapa program pembinaan, berupa pelatihan dan pendampingan, hingga kesempatan mengikuti program UMK Academy bagi mitra binaan terpilih. “Pertamina berharap, mitra binaan sektor pangan ini mampu naik kelas hingga mampu menjadi UMK yang tangguh dan mandiri dibidang pangan,” tuturnya.

Salah satu mitra binaan Pertamina di sektor perikanan adalah Budiono. Petambak dari wilayah Timur Indonesia yakni Kabupaten Sorong ini cukup lama bergerak dibidang ini. Tidak hanya cukup di bidang budidaya saja, melainkan hingga produk jadi. “Seluruhnya saya jalani. Mulai dari pembenihan, pembesaran, pengolahan, pemasaran hingga menjual produk jadi melalui usaha Rumah Makan,” paparnya.

Ada juga Yareli. Petani Cabai Ketua Kelompok Juli Tani Deli Serdang ini telah menjadi mitra binaan Pertamina sejak tahun 2018. Pada tahun 2018 luasan lahannya di bawah 27 Ha, sekarang menjadi 35 hektar. “Dengan hasil akhir pada tahun 2018 yaitu 19 ton/ha, sedangkan saat ini menjadi 21 ton/ha. Penambahan anggota kelompok semula 16 orang menjadi 29 orang. Terima kasih Pertamina atas bantuannya,” tuturnya.

Selain itu juga ada Khoirur Rozikin. Petani Padi di Kabupaten Banyuasin ini juga mengalami peningkatan usaha setelah jadi binaan Pertamina. “Luasan lahan yang semula hanya sebesar 1 ha dengan hasil 3 ton padi. Setelah menjadi MB Pertamina luas lahan menjadi 4,5 hektar dengan hasil padi lebih dari 6 ton. Penambahan buruh lepas semula hanya 2 orang menjadi 5-6 orang. Dan meningkat 2 kali lipat saat masa panen,” jelasnya.

Selain itu terdapat peternakan sapi yang berada di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa tersebut menjadi cikal bakal bagi lebih dari 500 peternak sapi menghasilkan 8.400 liter susu sapi per hari yang dipasok ke beberapa perusahaan industri susu besar di Indonesia.

Di balik keberhasilan desa Glagaharjo menjadi sentra penghasil susu terbesar tersebut, ada satu tokoh inspiratif yang menjadi penggerak bagi peternak lainnya. Ialah dokter hewan yang lahir dan besar dari daerah tempatan bernama Daud Suroto. Pria berusia 54 tahun tersebut mengaku telah berusaha mengembangkan sentra susu sapi Glagaharjo sejak tahun 1993.

Fajriyah menambahkan, ketahanan pangan menjadi salah satu aspek penting dari ketahanan Nasional. Dengan membina MB binaan yang bergerak di sektor pangan, Pertamina dapat berkontribusi nyata bagi ketahanan dan kemandirian bangsa. Ini bentuk investasi sosial Pertamina yang diharapkan dapat berdampak positif bagi perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung,” imbuhnya.

Melalui Program PUMK, Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial (TJSL), demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.